alam semesta dapat diumpamakan sebagai
permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di permukaan
balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon membesar, benda-benda
di ruang angkasa juga bergerak menjauhi satu sama lain ketika alam semesta
terus mengembang.
Sebenarnya, fakta ini secara teoritis
telah ditemukan lebih awal. Albert Einstein, yang diakui sebagai ilmuwan
terbesar abad 20, berdasarkan perhitungan yang ia buat dalam fisika teori,
telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Tetapi, ia
mendiamkan penemuannya ini, hanya agar tidak bertentangan dengan model alam
semesta statis yang diakui luas waktu itu. Di kemudian hari, Einstein menyadari
tindakannya ini sebagai 'kesalahan terbesar dalam karirnya'.
Apa arti dari mengembangnya alam semesta?
Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika alam semesta dapat bergerak
mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik tunggal.
Perhitungan menunjukkan bahwa 'titik tunggal' ini yang berisi semua materi alam
semesta haruslah memiliki 'volume nol', dan 'kepadatan tak hingga'. Alam
semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan
alam semesta ini dinamakan 'Big Bang', dan teorinya dikenal dengan nama
tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume nol' merupakan pernyataan teoritis
yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat
mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas pemahaman manusia,
hanya dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'. Sebenarnya, 'sebuah
titik tak bervolume' berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta muncul
menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa
alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan
dalam Alqur'an 14 abad lampau: "Dia Pencipta langit dan bumi" (QS. Al-An'aam, 6: 101)
Teori Big
Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu
wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi
diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan
membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.
Big Bang
merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah 'diciptakan dari ketiadaan',
dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah.
Yang
telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3)
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul
dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan
alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh
ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar
merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini pada
akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan
Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut
'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan
tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi
ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang.
Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan
satelit Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan
penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk
membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan
raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai
penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas
membuktikan teori Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah
jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui
bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan
perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big
Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu
kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah
menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan
teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik
terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.
Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa
dengan sempurna tanpa cacat:
terbentuknya alam semesta ini. Dalam
Quran surat Al-Anbiya (surat ke-21) ayat 30 disebutkan:
أَوَلَمۡ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ ڪَانَتَا رَتۡقً۬ا فَفَتَقۡنَـٰهُمَا*ۖ وَجَعَلۡنَا مِنَ ٱلۡمَآءِ كُلَّ شَىۡءٍ حَىٍّ*ۖ أَفَلَا يُؤۡمِنُونَ (٣٠)
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Lalu dalam
Quran surat Fussilat (surat ke-41) ayat 11 Allah berfirman:
ثُمَّ اسۡتَـوٰۤى اِلَى السَّمَآءِ وَهِىَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلۡاَرۡضِ ائۡتِيَا طَوۡعًا اَوۡ كَرۡهًا ؕ قَالَتَاۤ اَتَيۡنَا طَآٮِٕعِيۡنَ ﴿۱۱
“Kemudian Dia menuju langit dan
langit itu masih merupakanasap,
lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang
dengan suka hati”.
tentang ayat-ayat dalam Al-Quran yang
menyebutkan tentang tiga kelompok benda yang diciptakan(Nya) yang ada di alam
semesta yaitu benda-benda yang berada di langit, benda-benda yang berada di
bumi dan benda-benda yang berada di antara keduanya. Kita dapat menemukan
tentang hal ini pada beberapa surat yaitu
surat To-Ha
(surat ke-20) ayat 6 :
لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا وَمَا تَحۡتَ الثَّرٰى ﴿۶
“Kepunyaan-Nya
lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya
dan semua yang di bawah tanah”
Lalu dalam
surat Al-Furqan (surat ke-25) ayat 59 yang artinya:
اۨلَّذِىۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسۡتَوٰى عَلَى الۡعَرۡشِ *ۛۚ اَلرَّحۡمٰنُ فَسۡـَٔـــلۡ بِهٖ خَبِيۡرًا ﴿۵۹
“Yang
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa…”
Juga dalam
surat Al-Sajda (surat ke-32) ayat 4 yang artinya:
اَللّٰهُ الَّذِىۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسۡتَوٰى عَلَى الۡعَرۡشِ*ؕ مَا لَكُمۡ مِّنۡ دُوۡنِهٖ مِنۡ وَّلِىٍّ وَّلَا شَفِيۡعٍ*ؕ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوۡنَ ﴿۴
“Allah-lah
yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam
masa…”
Dan surat
Qaf (surat ke-50) ayat 58 yang artinya:
وَلَقَدۡ
خَلَقۡنَا السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ*وَّمَا مَسَّنَا مِنۡ لُّغُوۡبٍ ﴿۳۸﴾
“Dan
sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan”
Dari surat-surat tersebut di atas
terlihat bahwa secara umum proses terciptanya jagat raya ini berlangsung dalam
6 periode atau masa dimana tahapan dalam proses tersebut saling berkaitan.
Disebutkan pula bahwa terciptanya jagat raya terjadi melalui proses pemisahan
massa yang tadinya bersatu. Selain itu disebutkan pula tentang lebih dari satu
langit dan bumi dan keberadaan ciptaan di antara langit dan bumi.
Dari uraian
di atas kita dapat menyimpulkan bahwa sebelum para ahli mengemukakan tentang
teori big bang (yang dimulai sejak tahun 1920-an), ayat-ayat Al-Quran telah
secara jelas menceritakan bagaimana alam semesta ini terbentuk.